Mahar Bukan Hanya Simbol

            Mahar itu sangat penting, saking petingnya sehingga Islam mensyaratkan adanya mahar dalam pernikahan, ia bukan symbol yang tugasnya hanya 'sekedar' ada saja, atau ia hanya sekedar formalitas saja.

            Akhir-akhir ini ada tren mahar dengan sejumlah uang yang jumlahnya sesuai dengan tanggal, bulan, atau tahun kelahiran. Maka tidak jarang kita mendengar ada mahar dengan sejumlah uang seribu sembilan ratus delapan puluh rupiah, itu karena calon pengantin perempuannya lahir pada tahun 1980, begitu seterusnya. Padahal secara ekonomi, mereka itu orang-orang kaya. Tapi maharnya hanya begitu-begitu saja.

            Dalam salah satu kesempatan penulis pernah mendengar statmen beberapa pasang suami-istri dalam salah satu acara info taimen bahwa mahar yang mereka berikan hanya sebagai 'simbol' saja.

            Bahkan yang lebih membuat penulis terheran-heran, ketika melakaukan searching di google dengan mengetik kata 'mahar' atau 'mas kawin', maka dengan sekejap mbah google akan menampilkan gambar mahar itu dengan tampilan yang menarik untuk dilihat.

            Ada yang menyusun uang-uang tersebut sehingga menjadi gambar burung cendrawasi, ada lagi yang menyusunnya menjadi gambar bunga, rumah, dan lainnya. Seakan yang penulis lihat bahwa mahar itu hanya sebatas symbol benar adanya.

                Secara nilai, memang yang demikan masih ada nilainya, serta boleh dijadikan mahar. Akan tetapi menjadikan serta meyakini mahar sekedar symbol itu yang menjadi masalah. 

            Persepsi seperti ini yang harus diluruskan, karena yang terpenting dalam pernikahan itu adalah maharnya bukan seserahannya. Jangan sampai perhatian tentang mahar kalah pamor dengan pertatian terhadap seserahan, atau hadiah pernikahan yang terkadang jumlahnya sampai bermiliyar rupiah itu. 

            Semakin bagus pemberian calon pengantin laki-laki, maka semakin bagus juga nilai pahanya disisi Allah SWT, walaupun dilain pihak Rosul SAW  mengatakan bahwa yang paling berkah itu adalah perempuan yang paling memudahkan urusan maharnya. Laki-lakinya ingin yang terbaik, perempuannya ingin yang lebih berkah. Klop. 

            Jika ada kelapagan rizki, kenapa tidak memberikan mahar yang terbaik untuk calon pengantin perempuan, karena sekali lagi mahar ini hukumnya wajib. Dan kewajiban yang dikerjakan dengan sebagus-bagusnya itu adalah sebuah prestasi yang luar biasa.

Wallahu A'lam Bisshowab.
 
Share this article :
 

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Saiyid Mahadhir - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger